
GUNA-mengetahui isu kontemporer global pendidikan Islam, Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Prodi BSA Fakultas Syariah dan Adab UNUGIRI Bojonegoro menyelenggarakan Seminar International dengan tema “Contemporary Issues in Islamic Education and Arabic Literature” bertempat di Aula Hasyim Asy’ari UNUGIRI, Selasa (7/6/22).
Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid. Sesi pagi dihadiri ratusan mahasiswa maupun dosen. Pada sesi tersebut, dua dosen Prodi PAI, Su’udin Aziz, S.Pd.I., M.Ag., dan Hamidatun Nihayah, M.Th.I., tampil sebagai presenter dengan Bahasa Arab, kemudian disusul oleh dua mahasiswa PAI, Hendra Setiawan dan Irvia Nazilatul Qodariyah yang mempresentasikan materinya dengan mengguunakan Bahasa Inggris.
Selain presenter dari Prodi PAI dan BSA UNUGIRI, hadir juga beberapa dosen dari Perguruan Tinggi Nahdlatul ulama (PTNU) sekitar Bojonegoro (IAINU Tuban, STAI At-Tanwir, dan STAI Al-Hikmah) yang mempresentasikan materi dengan Bahasa Arab dan Inggris secara online via zoom meeting.
Adapun sesi siang, secara offline, seminar internasional menghadirkan pemateri Prof. Dr. Al-Habib Syech Thoriq Ghonnam al-Hasani dari Global Unuversity Lebanon, dan Prof. Madya Dr. Mukhamad Hadi Musolin Subagio dari Director of Postgraduate Management Centre, Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah International Islamic University (UniSHAMS), Kuala Ketil, Kedah, Malaysia.
Prof. Thoriq dalam paparannya, menyampaikan tentang urgensi ilmu agama sebagai landasan pendidikan secara umum, sekaligus yang menjaga kita dari hal-hal yang menyimpang dari syariat, dengan mengutip ayat, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
“Diibaratkan, bila di luar sana terjadi hujan yang deras, maka kita bisa menjaga diri kita dengan payung. Lalu, bagaimana kita menjaga diri kita dari neraka jahanam yang telah disiapkan oleh Allah. Tidak ada cara lain dengan mendidik keluarga kita ilmu-ilmu agama,” paparnya.
Prof. Thoriq menambah, tujuan mempelajari ilmu Agama agar kita bisa memilah mana perkara yang halal dan haram dalam kehidupan.
“Dengan ilmu agama, kita tahu mana halal mana haram. Kita juga bisa bedakan pula yang haq dan bathil. Alhasil, ilmu yang wajid dipelajari adalah aqidah, karena aqidah adalah pondasi, dan seorang muslim yang tidak mempunyai aqidah, maka apa yang di lakukanya akan sia-sia,” pungkasnya.
Senada dengan Prof. Thoriq, Prof. Hadi Musolin juga menekankan selain menjadikan pendidikan Islam sebagai dasar pendidikan, menerima perkembangan trend global pendidikan dengan tetap memegang teguh prinsip local wisdom perlu dilakukan.
“Di Malaysia itu, sistem pendidikan Islam adalah yang terawal dilaksanakan. Selain itu juga senantiasa menambah baik sistem pendidikan yang mengikuti perkembangan pendidikan dunia dengan tetap memegang prinsip-prinsip budaya asal dan nila murni masyarakat kita,” imbuhnya.
Seminar internasional ditutup dengan presentasi dari dosen Prodi PAI, Zumrotul Fauziah, M.Pd., secara offline. Pada paparannya, Zia sapaan akrabnya menyampaikan dalam Bahasa Inggris perlunya guru me-recovery dampak pembelajaran daring yang menyebabkan 80 juta siswa di Indonesia mengalami learning loss. Mulai dari perlunya guru melakukan analisis capaian dan kelemahan pembelajaran, pemilihan pendekatan dan strategi baru yang efektif, serta guru memfokuskan pada kompetensi siswa saat pembelajaran offline, terangnya.
Kegiatan seminar tersebut, dibuka Rektor UNUGIRI K. M. Jauharul Ma’arif, M.Pd.I. Turut hadir sebagai undangan Ketua BPP-UNU Drs. H. Saifuddin Idris, M.M., dan Sekretaris Dr. H. Mundzar Fahman, M.M., Warek 1 Dr. H.M. Ridwan Hambali, Lc., M.A., Warek 2 Dr. H. Yogi Prana Izza, Lc., M.A., Warek 3 Dr. K. Nurul Huda, M.A., Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. K. H. Ahmad Mansyur, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Adab, Ust. Agus Sholahudin Shidiq, M.H.I., serta Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.
Peliput: Andi Nurdianto
Editor: Usman Roin & Su’udin Aziz