Site icon Pendidikan Agama Islam

Effort Menuntaskan Tugas Akhir yang Harus Dilalui

su'udin aziz/grafis_aw

Oleh: Su’udin Aziz (Kaprodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri)

Tahun ini, pendaftar sidang skripsi (munaqosyah) Fakultas Tarbiyah, khususnya dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) meningkat sekitar 20%.

Alhamdulillah, ini merupakan capaian yang perlu terus ditingkatkan dan tentunya dibarengi dengan menjaga kualitas skripsi juga pelayanan kepada mahasiswa semester akhir.

Pada beberapa kesempatan, penulis sering sekali memotivasi mahasiswa semester akhir dengan beberapa cerita perjuangan para dosen dalam menyelesaikan tugas akhir.

Ada dosen prodi PAI yang baru saja selesai S-3 dan menyelesaikan tugas akhir dengan effort yang tidak sederhana. Semoga, kisah ini bisa menjadi motivasi bagi teman-teman mahasiswa.

Berawal dari makan bersama rektor dan wakil beberapa tahun silam, dosen tersebut “diperintahkan” untuk segera melanjutkan studi dan memilih jurusan yang sesuai dengan keilmuan. Dosen tersebut kemudian segera mencari referensi Universitas Islam Negeri (UIN) yang sesuai dengan keilmuan dan biayanya terjangkau.

Singkat cerita dosen tersebut mendaftar di salah satu UIN di Provinsi Jawa Timur. Jurusannya –manajemen pendidikan Islam, tidak spesifik sesuai keilmuan. Tetapi karena masih ada pendidikan Islam, dosen tersebut memilih ini karena biayanya sangat terjangkau.

Tahun 2021 adalah awal perkuliahan dosen tersebut. Di tahun itu kondisi pandemic covid sudah berakhir namun belum sepenuhnya tuntas. Sehingga, selama satu semester perkuliahan dilaksanakan dengan cara dalam jaringan (daring) dan baru pada semester dua, perkuliahan dilaksanakan secara blended (luring-daring) sesuai jadwal dari para profesor dosen pengampu mata kuliah.

Proses perkuliahan (materi) hanya ditempuh dua semester, selanjutnya adalah tahapan pengajuan proposal disertasi, ujian kualifikasi, seminar proposal, penelitian, seminar hasil, ujian tertutup, dan terakhir ujian terbuka.

Pada catatan ini yang akan penulis kisahkan adalah proses bimbingan disertasi ke dosen pembimbing yang bertempat tinggal tidak dekat dengan rumah dosen tersebut.

BACA JUGA: Nasihat Pernikahan untuk Alumni PAI

Pasca penelitian tugas akhir, menuju seminar hasil, dosen tersebut harus bolak-balik ke kampus untuk melakukan bimbingan. Perjalanan via kereta ataupun bus yang harus ditempuh sekitar 7 jam, karena harus ganti kereta atau bus.
Setelah perjalanan selama 7 jam, sampai di kampus siang hari, pukul 12.38 Wib (FYI: kereta api sangat ontime) dosen tersebut menunggu konfirmasi profesor untuk bisa ditemui dan bimbingan tugas akhir.

Terkadang lancar dan sesuai harapan, terkadang harus menunggu lebih dari 1-2 jam untuk bimbingan. Proses bimbingan tidak pernah lebih dari 1 jam. Yang sering adalah 15-20 menit.

Profesor itu selain terbiasa membimbing mahasiswa, beliau juga mudah sekali mengetahui kesalahan-kesalahan dalam draft tugas akhir, langsung dicoret-coret, diberi arahan, saran menambah referensi, menambah atau mengurangi data dan seterusnya.

Hal itu dilakukan dengan cermat dan cepat. Sederhananya, perjalanan 7 jam itu untuk sebuah pertemuan singkat (15 menit) dan bermanfaat. Memang begitulah prosesnya, dan proses seperti itu dialami lebih dari 8 kali.

Effort bimbingan tugas akhir seperti itu, jauh lebih melelahkan jika dibandingkan dengan “mohon maaf” effort mahasiswa PAI saat ini. Walhasil, mahasiswa semester akhir yang sering mengeluh perlu membaca kisah effort dari dosen ini.

Saat ini mahasiswa PAI semester akhir memasuki masa pendaftaran untuk sidang skripsi gelombang 2. Fakultas belum memberikan info resmi terkait waktu pelaksanaan sidang ke-2, namun pendaftaran akan ditutup Kamis (19/6/25).

Terus berjuang dan berproses teman-teman, optimalkan bimbingan, segera selesaikan penelitian, ikuti tahapan dan prosedurnya, segera daftar dan segera ujian.

Semua akan berlalu, jika kalian dalam kesulitan, kesulitan itu akan berlalu jadi santai saja. Jika kalian dalam kemudahan, kemudahan itu juga akan segera berlalu, waspadalah dan siap-siap dengan tugas baru.

“Tetap semangat, jangan menunggu waktu luang, tapi luangkan waktu,” ini kata profesor promotor dosen tersebut.

Editor: UR

Exit mobile version