
Mantap! Dosen PAI Unugiri, Terpilih Jadi Penilai Jabatan Akademik Dosen Jenjang LK dan Profesor
23/06/2025
Mahasiswa PAI Juara I Silat Ajang IKS Cup Jateng
04/07/2025Oleh: Su’udin Aziz (Kaprodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri)
Satu Muharram 1447H tahun ini bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2025. Bertebaran flyer ucapan selamat tahun baru hijriyah, selamat tahun baru Islam, dan sebagainya.
Sebenarnya saya bertanya-tanya, kenapa kok pada mengucapkan selamat tahun baru Islam pada hari tersebut? Memangnya tahun baru Masehi itu bukan tahunnya Islam?
Eh, tapi bukan itu yang akan dibahas pada tulisan ini. Kita akan membahas tentang ‘hijrah’ pada tulisan ini.
Tahun baru hijriyah selalu dikaitkan dengan hijrah, karena memang penghitungan awal tahun ini berdasarkan hijrah (pindahnya) Nabi dari Makkah ke Madinah.
Selain karena perintah Tuhan, hijrah Nabi pasti juga karena banyak alasan, dan alasan utama tentu mengajak (dakwah) ke kebaikan.
Jika dimaknai lebih luas, hijrah bisa bermakna bepindah, pindah dari kebiasaan tidak baik menuju kebiasaan baik, pindah dari keburukan menuju kebaikan, dan yang sudah baik berpindah ke arah yang lebih baik lagi.
BACA JUGA: Nasihat Pernikahan untuk Alumni PAI
Hijrah ini awalnya tidak dikaitkan dengan fashion (pakaian) atau gaya berbusana seseorang, baru pada sekitar awal 2000-an trend hijrah selalu dikaitkan dengan model atau gaya berbusana seseorang, tepatnya fenomena trend seperti ini dimulai dari perilaku kalangan artis.
Artinya, jika seorang artis itu hijrah, berarti dia memakai jilbab, gamis lengkap dengan pernak-pernik aksesoris islami.
Begitu juga dengan artis laki-lakinya, indikator hijrahnya adalah gaya busana islami dan gaya komunikasinya, “Masya Allah tabarokallah,” “Qodarullah,” dan lain sebagainya.
Apakah itu salah? Apakah itu tidak baik? Tentu saja jawabannya itu tidak salah dan tetap baik. Namun, jika menganggap itu syarat mutlak atau bahkan satu-satunya syarat untuk berhijrah, tentu saja kurang tepat.
Hijrah dari sesuatu yang kurang baik menuju sesuatu yang lebih baik adalah sebuah prestasi. Namun, jangan lupa substansi dari ‘hijrah’ adalah perubahan atau perpindahan yang dimulai dari dalam (hati) dan dimulai dari diri sendiri. Itulah yang kemudian saya istilahkan dengan ‘hijrah daleman’.
Jika seseorang mendeklarasikan dirinya untuk berhijrah, maka dia kudu siap untuk berubah mulai dari pola pikir, kebiasaan, sikap atau perilaku sehari-seharinya dari yang kurang ‘pas’ ke arah yang lebih pas. Tidak hanya berubah tampilan luarnya (gaya berbusana atau gaya komunikasinya) saja.
Cadar
Jika tidak salah ingat, di Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) ada dua mahasiswi yang gaya berbusananya berbeda dengan teman-teman kuliahnya. Kedua mahasiswi itu selalu bergamis besar dan mengenakan cadar.
BACA JUGA: Effort Menuntaskan Tugas Akhir yang Harus Dilalui
Saat awal dikabari jika di prodi PAI ada mahasiswi bercadar, respon dosen berbeda-beda. Ada yang kaget, dan ada yang biasa.
Sebagai ketua prodi, tentu saya santai dan biasa saja. Ketika saya berkesempatan masuk di kelasnya, saat proses perkuliahan saya menyampaikan ke dia dan teman sekelasnya beberapa hal:
Pertama, melaksanakan perintah syariat itu wajib dan baik. Tetapi, memahami perintah syariat dengan pemahaman tunggal, hanya pemahaman menurut dia yang benar, dan yang lain salah, itu berbahaya.
Kedua, teruslah membaca dan belajar, agar tidak mudah menyalahkan orang lain. Semakin banyak membaca, maka akan semakin toleran.
Ketiga, silakan pakai cadar, sebagaimana beragama itu adalah sebuah kebebasan. Tetapi, cadari mukamu saja, jangan pikiranmu!
Sederhananya, kamu boleh saja mengenakan cadar karena itu kamu anggap benar. Tetapi, tidak boleh kamu punya pemikiran yang tidak pakai cadar karena berbeda –cara memahaminya denganmu, kemudian salah mutlak dan haram. Itu berbahaya.
Pesan-pesan itu saya sampaikan kepada mahasiswa PAI secara umum. Tidak khusus untuk kedua mahasiswi bercadar itu.
Biasanya saya tambahi: ingat, terorisme itu dimulai dari radikalisme, dan radikalisme itu diawali dengan sikap intoleran. Urutannya: intoleran, radikal, dan teror. Salam.
Editor: UR