
Love Hingga Say Hello, Warnai Keceriaan Wisudawan PAI Unugiri
29/10/2025pai.unugiri.ac.id, BOJONEGORO-Rabu (29/10/25) menjadi hari yang tak akan dilupakan oleh M. Ainun Najib, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Unugiri.
Di tengah kemeriahan prosesi wisuda di Hall Hotel Dewarna yang megah, gemerlap lampu hias memantul di setiap sudut ruangan, menambah khidmat suasana. Ribuan mata, tertuju ke arah panggung utama ketika satu per satu nama wisudawan dipanggil.
Dari antara pemakai toga hitam yang berbaris rapi, nama M. Ainun Najib disebut penuh kebanggaan sebagai Wisudawan Terbaik PAI dengan IPK 3,97. Siapa sangka di balik senyum tenang, dan tutur kata lembutnya, tersimpan perjalanan panjang penuh perjuangan, dedikasi, dan doa yang tak pernah henti.
Skripsi
Lahir di Tuban, 24 April 1997, Najib panggilan akrab M. Ainun Najib, menulis kisah pendidikannya dengan tinta pengabdian. Skripsinya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Smart Apps Creator Materi Mengamalkan Paham Aswaja untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah” bukan sekadar karya ilmiah. Melainkan, wujud cintanya terhadap pendidikan Islam yang adaptif dengan perkembangan teknologi.
“Karya ini saya dedikasikan untuk kemajuan pendidikan Islam yang adaptif terhadap perkembangan zaman, agar nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah tetap relevan dan menarik bagi generasi digital,” ungkapnya dengan penuh makna.
Ketika ditemui Jurnalis PAI, Najib mengawali kisahnya dengan untaian rasa syukur. Terlebih, ia tidak menyangka bakal menjadi wisudawan terbaik setelah menyelesaikan etape proses.
“Saya tidak pernah menyangka akan menjadi wisudawan terbaik. Saya percaya, setiap proses yang dijalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, pasti akan Allah balas dengan cara yang indah,” ungkapnya.
Aktif Berorganisasi
Di balik prestasi itu, Najib berjuang melawan musuh terbesar yang sering kali tak terlihat dirinya sendiri. Ia belajar bahwa kedisiplinan, konsistensi, dan keberanian meninggalkan zona nyaman sebagai kunci utama menuju keberhasilan.
Sejak semester pertama, ia aktif berorganisasi mulai dari UKM Griya Cendekia, LPM Arusgiri, UKM Public Speaking, hingga menjadi bagian aktivis tulen PMII. Bahkan di tengah padatnya aktivitas, Najib sempat menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas Tarbiyah sebagai ruang belajar.
“Saya percaya, organisasi adalah sarana belajar kedua, tempat saya menempa diri dalam kepemimpinan, tanggung jawab, dan pelayanan kepada sesama,” tuturnya.
BACA JUGA: Mahasiswi PAI Juara Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional
Menulis skripsi bagi sebagian mahasiswa mungkin menjadi beban berat, tapi tidak bagi Najib. Ia justru menikmatinya sebagai perjalanan spiritual dan intelektual.
“Saya menganggap skripsi ini sebagai persembahan terbaik untuk orang tua dan langkah kecil menuju masa depan,” ujarnya tersenyum.
Meski begitu, bukan tanpa rintangan. Aplikasi yang ia kembangkan sempat mengalami error berulang kali. Malam-malam tanpa tidur, lelah mencari solusi, dan rasa ingin menyerah pernah datang silih berganti.
“Tapi justru di situlah saya belajar arti pantang menyerah, setiap lelah akhirnya terbayar ketika hasilnya berhasil,” ungkap pemuda berkacamata.
Bagi Najib, belajar adalah perjalanan seumur hidup. Baginya, selama masih hidup, maka tugas kita adalah belajar.
“Saya tidak ingin berhenti, karena ilmu adalah jalan menuju kebermanfaatan,” tegasnya.
Dalam hal belajar, Najib membiasakan tiga hal dalam kesehariannya; berpikir positif, disiplin dan konsisten, serta menjaga relasi dengan Allah dan sesama manusia.
“Tiga kebiasaan sederhana itu menjadi fondasi kuat yang mengantarkannya meraih puncak prestasi,” tuturnya.
Saat ditanya kepada siapa keberhasilannya ia persembahkan, Najib menunduk sejenak. Ada rasa haru yang tampak dari raut wajahnya.
“Pertama dan yang paling utama, untuk kedua orang tua saya. Doa mereka adalah napas dalam setiap perjuangan. Ketika saya lelah, wajah mereka yang penuh harap selalu menguatkan hati saya untuk terus melangkah,” jelasnya.
BACA JUGA: Love Hingga Say Hello, Warnai Keceriaan Wisudawan PAI Unugiri
Ia juga menuturkan rasa hormat kepada para dosen pembimbingnya –Bapak Su’udin Aziz dan Ibu Pramesti Wulandari; serta Bapak Usman Roin.
“Dari mereka saya belajar tentang dedikasi, kesabaran, dan ketulusan dalam mengabdi untuk pendidikan,” ujarnya penuh hormat.
Awal Mengabdi
Najib tidak melihat wisuda sebagai akhir, tetapi sebagai awal dari pengabdian. Ia ingin terus hadir di tengah masyarakat bukan hanya sebagai sarjana, tetapi sebagai pembelajar yang menebar manfaat.
“Saya ingin menjadi bagian dari perubahan. Membenahi hal-hal kecil di sekitar saya, mengedukasi dengan pendekatan lembut, dan menjadi cahaya bagi lingkungan saya,” pintanya.
Kepada mahasiswa PAI Unugiri, Najib berpesan dengan kalimat yang sederhana namun sarat makna untuk senantiasa melangkah dan tidak perlu risau terhadap kegagalan.
“Teruslah beraksi, meskipun langkahmu kecil. Satu tindakan nyata jauh lebih berarti daripada seribu mimpi tanpa aksi. Jangan takut gagal, karena setiap kegagalan adalah guru menuju keberhasilan,” cetusnya.
Diakhir wawancara, Najib dengan penuh keyakinan memberi kalimat motivasi tambahan untuk tidak kenal lelah dalam berjuang.
“Selama Allah masih memberi kesempatan untuk bernafas, maka tidak ada alasan untuk menyerah. Karena setiap usaha, sekecil apa pun, akan selalu berbalas dengan cara Allah yang indah,” imbuhnya.
Terpisah, Kaprodi PAI Su’udin Aziz, menyampaikan ucapan selamat kepada M. Ainun Najib atas prestasinya sebagai wisudawan terbaik. Beliau menuturkan, bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras, ketekunan, dan kebaikan yang telah ia tanamkan sejak awal perkuliahan hingga akhir.
“Selamat untuk Mas Najib. Semoga prestasi ini tidak membuat berhenti di sini, tapi menjadi motivasi untuk terus berkembang dan memberi manfaat bagi banyak orang di mana pun berada,” pesannya.
Reporter: Putri Dharma Yanti
Layout Foto: A. Wahid
Editor: Putri Eka NS




