Dosen PAI UNUGIRI Hadir di Muktamar Pemikiran NU

(Laporan Bagian 2)

pai.unugiri.ac.id. BOJONEGORO-Pembukaan (Grand Opening) Muktamar Pemikiran NU 2023 Jumat (1/12/23) malam berlangsung meriah dan khidmat. Acara pembukaan dimulai dengan tampilan Tari Nusantara, menyanyikan Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon.

Kemudian pembukaan dilanjutkan pembacan ayat suci al-Quran dan sambutan-sambutan termasuk laporan dari Panitia oleh K. H. Ulil Abshar Abdalla, MA., Keynote Speech atau Pidato Kebudayaan oleh Ketum K. H. Yahya Cholil Staquf dan juga dari mitra penyelenggara Kemenag yang diwakili oleh Prof. Dr. Zainul Hamdi, M.Ag.

Selain tokoh-tokoh di atas, pembukaan juga dihadiri oleh speakers yang akan memberi materi dan menuangkan pemikiran, ide dan gagasan, mas Savic Ali (NU.online), Prof Frenky, Prof Ismail Fajri Alatas (Lakpesdam), Kyai Jadul Maula (Yogyakarta) dan masih banyak lainnya.

Sebelum opening ceremony diakhiri dengan pembacaan doa kasih sayang karya K. H. Husein Muhammad yang dibacakan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dari Fahmina Institut yang sebelumnya ditampilkan pula pembacaan puisi berjudul “Orang-orang bersarung” oleh Sosiawan Leak secara total.

Proses Muktamar

Sabtu (2/12/23) pagi, bertempat di gedung yang sama untuk pembukaan tadi malam, diadakan diskusi panel yang dihadiri oleh para panelis dan mempresentasikan masing-masing materi sesuai dengan bidang keilmuannya.

Dimulai dari pemateri pertama, Dr. F Budiman Hardiman dari Sekolah Tinggi Filsafat Drikarya. Pada paparannya, Dr. Budiman menyampaikan item pemikiran antara lain, perlunya melakukan meditasi untuk membayangkang (imagine) masa depan, mengukur masa depan.

Kemudian beliau juga menyampaikan ironi masa kini, yakni manusia menjadi “mesin” dan mesin menjadi “seperti” manusia, hewan semakin manusiawi dan manusia semakin hewani.

Diakhir penyampaikan, Dr. Budiman kemudian menyampaikan bahwa mode of being itu mencakup lima hal, mulai dari komunikasi, persepsi, realitas sosial, kebenaran, dan kebebasan.

Adapun presenter kedua, Prof. Ismail Fajri Alatas, Ph.D atau akrab dipanggil bib Aji. Selain beliau bagian dari Lakpesdam PBNU, juga pengajar disalah satu universitas terkemuka di New York USA.

Sesuai dengan keilmuannya, bib Aji memotret tema “Imagining the Future” ini dari sisi antropologi dan sejarah Islam. Imagining sendiri bagi beliau, adalah memikirkan sesuatu yang akan membangun masyarkat. Terlebih, Islam sejak dahulu tidak pernah miskin dari imajinasi.

Beliau juga menambah, karena nahdliyyin adalah mobile society, maka harus bergeser dari national economy menuju international economy. Sebagai misalnya. Syeikh Ihsan Jampes telah mencontohkan, meski beliau asli orang kediri, tapi karyanya menjadi kitab yang dijadikan salah satu kurikulum di Al Azhar Mesir dan Afrika.

This is international economy of knowledge,” ungkap beliau sebagaimana saya kutip.

Kemudian presenter ketiga, Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Prof Najib, menyampaikan materi terkait Imagining The Future of Society: Technology and Humanity, antaralain pokok pikiran yang disampaikan adalah tentang SDGs, kecerdasan buatan (AI), manusia super, serta bagaimana masa depan manusia “apakah ini akhir dari peradaban?” dan perkembangan ini bukan lagi wilayah prerogatif agamawan.

Sementara, presenter keempat, Dr. Widya Priyahita P., yang merupakan rektor UNU Yogyakarta, memulai paparannya dengan sebuah otokritik bahwa NU ini kontribusinya untuk negara sangatlah besar. Hanya saja, belum meluas secara optimal.

Beliau memperjelas, pada sektor agama dan sosial NU bisa dikatakan unggul, tapi pada sektor teknologi dan informasi terbilang masih kalah dengan yang lain. Oleh sebab itu, melalui forum yang digagas oleh Kemenag dan Lakpesdam PBNU kita diajak untuk memikirkan NU ke depan agar kita bisa memperluas kontribusi jam’iyyah ini ke masyarakat dunia.

Setelah paparan demi paparan, sebelum break makan siang Gus Ulil sebagai moderator juga mempersilakan peserta untuk bertanya kepada panelis, karena pasca makan siang terdapat lima diskusi panel yang secara serentak digelar di lima ruang kelas berbeda.

Editor: Usman Roin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *