Urgensi Optimis

FOTO-Ahmad Shofiyuddin. (dok.pribadi)

pai.unugiri.ac.id, BOJONEGORO – Optimis dan baik sangka (husnudzon) merupakan dua istilah yang saling melekat. Dalam Bahasa Inggris, you can if you think you can. Yang artinya, kamu bisa jika kamu berfikir kamu bisa.

Adagium ini mengingatkan kita dengan sebuah buku legendaris karya N. Vincent Peale (2016). Pesan adagium tersebut nampak jelas, jika kita selalu berfikir positif (husnudzon) dan optimis cita-cita kita akan bisa tergapai.

Sejenak, mari kita cermati ilustrasi kisah berikut. Di suatu tempat, terdapat pohon besar tumbang yang berakibat menghalangi jalan dan membuat kemacetan lalu lintas. Kacau itulah suasana yang terjadi.

Orang-orang hanya sibuk melihat dan berharap, ada sebuah keajaiban sembari menyalahkan polantas dan pemerintah. Sedangkan mereka berdiam diri. Tetapnya, bersikan acuh tak acuh, dan pura-pura tidak tahu.

Selang waktu kemudian, lewatlah seorang anak kecil. Dengan optimisnya, ia datang dan mendekati pohon besar yang tumbang itu. Lalu, tiba-tiba turun hujan deras. Alih-alih pesimis, si Anak malah mendorong sekuat tenaga pohon tersebut.

Apakah berhasil? Jawabanya adalah tidak.

Kita tahu, kekuatan Anak itu terbatas. Namun demikian, lihatlah apa yang terjadi. Dia menarik simpati. Dia menarik orang-orang. Awalnya, hanya anak-anak sebayanya yang datang. Tetapi, semakin kuat mereka mendorong, semakin menghadirkan simpati.

BACA JUGA: Kampus dan Nasib Kaum Marjinal

Satu persatu, orang-orang yang lewat dan menatap kejadian itu turun dari kendaran. Mereka turun tangan dan menerjang hujan. Tak terkecuali orang yang tadinya acuh, optimisme itu menular.

Menurut I. Santosa, dkk (2017), husnudzon atau berfikir positif dapat menarik apa pun yang ada di alam. Menarik keberuntungan, menarik kemudahan, menarik kemakmuran, dan menarik impian-impian kita.

Hal ini senada dengan pemikiran Rhonda Byrne (2006) dalam bukunya berjudul The Secret, bahwa salah satu rahasia besar kehidupan adalah law of attraction atau hukum tarik menarik.

Melalui ilustrasi kisah di atas, kita bisa tahu, bahwa semua orang yang ada di tempat itu “ditarik” oleh Anak kecil yang memiliki hati nurani dan pola piker luar biasa. Mereka berbondong-bondong, mendorong pohon tumbang itu.

Perlahan-lahan, pohon itu bergeser serta berhasil disingkirkan dari jalan. Kemacetan memudar. Dan satu per satu, kendaran keluar dari kemacetan dan kekacauan itu. Semua berawal dari seorang Anak kecil yang memiliki hati nurani jernih dan optimis, tak ternodai dengan buruk sangka dan rasa insecure.

Dari kisah tersebut, penulis membuat analogi bila pohon besar itu adalah jurang kebodohan. Lalu, kita berharap kepada siapa untuk dapat mendorong masalah sebesar itu? Sekolah? Negara? Pemerintah? Keluarga? atau orang lain? Tentu tidak itulah jawabannya.

Mestinya, kita adalah anak kecil itu. Kitalah yang memiliki hati nurani jernih, optimis, dan husnudzon itu. Hal ini sebagaimana ayat Al-Qur’an surah Ar-Ra’d: 11, yang menggugah kita agar selalu optimis, Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka (jiwa mereka).

Dalam tafsir At-Thabari, ayat di atas juga menjelaskan bahwa semua orang dalam kebaikan dan kenikmatan. Dan Allah Swt tak akan merubah kenikmatan-kenikmatan seseorang kecuali mereka mengubah kenikmatan menjadi keburukan sebab perilakunya sendiri.

Berkaitan dengan kenikmatan, penulis melakukan survey sederhana. Data di lapangan menunjukkan masih ditemukan bahwa sebagian dari pelajar kadang memilih untuk berdiam diri dengan dalih santuy atau bahkan “menikmati hidup”.

Nah ini tipe pelajar pesimis. Yang sejatinya, berhenti beraktivitas dapat menggerogoti tubuh dan pikiran. Dengan kata lain, rentan penyakit. Maka bergeraklah. Hindari kebiasaan-kebiasaan berikut mulai dari no activity, tv only (nato); no activity, chat only (naco); no activity, whorship only (nawo); no activity, sick only (naso).

* Ahmad Shofiyuddin, M.Pd.I., Penulis adalah Dosen Prodi PAI Unugiri.
Editor: Usman Roin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *